Garsini, remaja muslimah, sejak
kecil selalu ingin membuktikan kemampuannya dengan meraih prestasi demi
prestasi. Awal tujuannya adalah untuk menarik perhatian serta kasih sayang
ayahnya yang seringkali memperlakukannya kasar dan pilih kasih di antara tiga
bersaudara. Terutama dengan adik laki-lakinya, Ucok, yang mendapat perlakuan
istimewa dari sang ayah.
Berangkat dari ketakharmonisan rumah
tangga orang tuanya, Garsini berhasil membuktikan dirinya sebagai anak yang
bisa dibanggakan. Lulus SMU, ia kuliah di Universitas Indonesia. Semester tiga,
ia berhasil meraih beasiswa Monbusho dari pemerintah Jepang.
Garsini meninggalkan Tanah Air
dengan satu tujuan; membuktikan kepada dunia bahwa gadis Muslimah, berjilbab,
akhwat seperti dirinya pun mampu “berbicara di dunia internasional”. Di
kalangan rekan-rekannya di Universitas Tokyo, Garsini dikenal sebagai mahasiswi
enerjik, jenius, taat beribadah dengan busana unik, kepribadian tangguh.
Di kalangan para dosen, Garsini pun
dihargai dan disayangi. Sehingga ada seorang guru besar tamu di universitasnya,
Profesor Charles del Pierro, terkesan sekali dengan sosoknya dan menjadikannya
asistennya. Dengan dukungan yayasan sosial yang disponsori Profesor tua dari
Perancis itu, mantan tomboy ini menerbitkan kamus perbandingan
antarbangsa-bangsa Asia, CD-nya ala Garsini.
Berbagai pengalaman selama di negeri
sakura telah menempanya menjadi sosok yang dewasa, tanpa meninggalkan
kekaffahannya sebagai gadis Muslimah. Adakah ia menerima khitbah dokter Haekal
yang telah lama dikenalnya sejak di Indonesia? Ataukah ia memilih tawaran
bea-siswa dari Universitas Sorbonne, berkat rekomendasi Profesor Charles del
Pierro?
Download versi E-book !
0 komentar:
Posting Komentar